artikel, skripsi dan tesis islam

artikel, skripsi dan tesis islam pilihan untuk pencerahan pemikiran keislaman

Rabu, 21 Januari 2009

Wahhabi Menggugat Syi’ah (17)

Wahhabi Menggugat Syi’ah (17)
Ditulis pada Nopember 28, 2008 oleh Ibnu Jakfari

Kenaifan Ibnu Taimiyah

Ibnu Taimiyah, rujukan utama dan kebanggaan kaum Wahhabi menolak hadis turunnya ayat tersebut pada peristiwa Ghadir Khum dengan tanpa alasan yang jelas dan tanpa bukti ilmiah… ia membantahnya hanya dengan bermodalkan retorika kosong dan kata-kata tak jelas arah dan tujuan.

Allamah al Hilli (rahmatullah ‘Alaihi/semoga rahmat Allah menyelimutinya) berdalil dengan ayat al Ikmâl. Beliau berkata:

Bukti ketiga adalah firmah Allah –Ta’ala-:

اليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الاِسلام ديناً.

Abu Nu’aim meriwayatkan dengan sanadnya kepada Abu Sa’id al Khudri, bahwa sesungguhnya Nabi saw. mengajak manusia ke Ghadir Khum …..

Lalu Ibnu Taimiyah membantahnya dengan mengulang-ulang apa yang ia katakan ketika membantah turunnya ayat sebelumnya (ayat al Balâgh), ia berkata:

إنّ مجرّد عزوه إلى رواية أبي نعيم لا تفيد الصحّة!

وإنّ هذا الحديث من الكذب الموضوع باتّفاق أهل المعرفة بالموضوعات!
وهذا لا يعرفه أهل العلم بالحديث، والمرجع إليهم في ذلك.

وإنّ هذه الآية ليس فيها دلالة على عليٍّ ولا إمامته بوجهٍ من الوجوه، بل فيها إخبار الله بإكمال الدين وإتمام النعمة على المؤمنين، ورضا الاِسلام ديناً.

فدعوى المدّعي أنّ القرآن يدلّ على إمامته من هذا الوجه كذب ظاهر.

”Sesungguhnya dengan sekedar menyandarkan hadis kepada Abu Nu’aim tidak memberi faedah keshahihan hadis tersebut!

Hadis itu adalah kebohongan lagi palsu berdasarkan kesepakatan para pakar yang mengetahui hadis-hadis palsu!

Hadis itu tidak dikenal oleh para ulama Ahli Hadis yang menjadi rujukan dalam masalah itu.

Ayat tersebut tidak terdapat di dalamnya petunjuk tentang imamah Ali sama sekali. Di dalamnya hanya ada pemberitaan Allah disempurnakannya agama dan dilengkapinya nikmat atas kaum Mukminin, serta kerelaan Islam sebagai agama.

Dan klaim orang yang mengaku bahwa Al Qur’an menunjukkan imamah Ali dari sisi ini adalah kepalsuan nyata.”

Ia juga berkata:

وإن قال: الحديث يدلّ على ذلك.

فيقال: الحديث إنْ كان صحيحاً فتكون الحجّة من الحديث لا من الآية، وإن لم يكن صحيحاً فلا حجّة في هذا ولا في هذا، فعلى التقديرين لا دلالة في الآية على ذلك… .

“Jika ada yang berkata, “Hadis telah menunjukkan hal itu.”

Maka akan dijawab bahwa hadis itu jika ia shahih, maka sebenarnya yang menjadi hujjah (dalam masalah ini) adalah hadis bukan ayat (tersebut). Dan jika ia tidak shahih, maka sama sekali tidak ada hujjah, tidak pada hadis itu sendiri tidak juga pada ayat tersebut. Maka dengan demikian, sama sekali tidak ada petunjuk untuk hal itu … “[1]

Ibnu Jakfari berkata:

Sebenarnya Allamah al Hilli berdalil dengan ayat tersebut yang telah ditafsirkan berdasarkan hadis. Jadi ia berdalil dengan ayat bukan dengan hadis! Sementara itu hadis yang sedang menafsirkan ayat tersebut adalah shahih, bukan mawdhû’ (palsu) seperti yang diaku Ibnu Taimiyah. Bukti-bukti keshahihannya telah saya paparkan sebelumnya. Dan apa yang dikatakannya tidak lebih dari sekedar fanatisme buta dan tidak bertanggung jawab! Para ulama telah menshahihkannya… para perawinya-pun telah memenuhi kualitas parawi hadis shahih! Jadi siapakah Ahli Hadis dan Pakar Peneliti yang ia maksud?! Mengapakah tidak satupun dari mereka itu ia sebutkan namanya dan atau keterangannya?!

Kebohongan seperti itu sudah sering kami dengar/baca dari Ibnu Taimiyah dan koleganya! Semoga kita dijauhkan dari kebutaan dalam agama. Amiîn.

[1] Minhâj as Sunnah,7/52-55.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda