artikel, skripsi dan tesis islam

artikel, skripsi dan tesis islam pilihan untuk pencerahan pemikiran keislaman

Rabu, 21 Januari 2009

Wahhabi Menggugat Syi’ah (13)

Wahhabi Menggugat Syi’ah (13)
Ditulis pada Nopember 19, 2008 oleh Ibnu Jakfari

Turunnya Ayat at Tablîgh Adalah Bukti Kuat Hadis Ghadir Bermakna Imamah (7)

Tuduhan Keji Tanpa Malu

Dalam kaitannya dengan ayat al Balâgh, sebagian ulama Ahlusunnah meriwayatkan sebuah pernyataan dari al Anbâri –salah seorang tokoh kenamaan mereka- sebagai berikut: “Adalah Nabi saw. menampakkan sebagian Al Qur’an ketika beliau tinggal di Mekkah, dan merahasiakan sebagian lainnya karena mengkhawatirkan keselamatan dirinya dari kejahataan kaum Musyrik yang akan dilamatkan keepada dirinya dan kepada para sahabatnya.”[1]

Pernyataan itu jelas sebuah kepalsuan belaka!!

Akan tetapi yang aneh dari peenyataan tersebut adaalah sikap sebagain ulama Ahlusunnah seperti al Qurthubi dalam Tafsir-nya dan al Qasthallani dalam Irsyâd as Sârî fî Syarah Shahih al Bukhari-nya. Mereka justeru meluapkan kemarahan dan murka serta kutukannya atas kaum Syi’ah yang mereka tuduh meyakini keyakinan tersebut!

Al Qurthubi berkata dalam tafsirnya,6/243:

“Barang siapa mengatakan bahwa Muhammad saw, merahasiakan sesuatu dari wahyu maka ia telah membohongkan Allah –Ta’ala-. Allah berfirman:

يا أيّها الرسول بلّغ ما أُنزل إليك من ربّك وإنْ لم تفعل فما بلّغت رسالته.

“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya.

Semoga Allah menjelakkan wajah-wajah kaum Rafidhah yang mengatakan, ‘Sesungguhnya Rasulullah saw. merahasiakan sebagian wahyu yang dibutuhkan manusia.”

Tuduhan yang sama juga dilontarkan oleh al Qasthallani dalam Irsyâd as Sâri,7/106.

Coba Anda perhatikan tuhudan keji yang mereka lontarkan kepada Syi’ah Ali as. mereka menuduhnya bahwa Syi’ah telah menuduh Rasulullah saw. telah merahasiakan materi wahyu yang dibutuhkan umat manusia. Sementara pada kenyataannya keyakinan sesat itu adalaah pendapaat menyimpan yang diyakini oleh tokoh kenamaan Ahlusunnah yaitu al Anbâri, seperti disebutkan al Wahidi dalam tafsir al Wasîth-nya.

Demikianlah, ayat al Balaâgh yang turun sebagai keutamaan Imam Ali as. kini, di tangan mereka ddijadikan senjata untuk memerangi Imam Ali as. dengan memerangi dan menuduh secara keji Syi’ahnya! Dan kejahatan seperti itu bukan kejahatan tunggal yang dilakukan musuh-musuh Imam Ali as.

Setelah menyaksikan keji dan menyimpangnya pendapat al Anbâri yang sangat mencoreng wajah ulama Ahlusunnah, mereka bukan mengkritiknya atau menyalahkannya dan atau mengecamnya. Akan tetepi jusretu berbalik mengecam Syi’ah dengan mengada-ngada kepalsuan atas naama mazhab mereka. Innâ Lillâhi wa Innâ Ilaih Râji’ûn, Wallahul Must’ân.

Yang menjaddi keyakinan Syi’ah terhadap para imam mereka, utamanya Imam Ali as. adalah bahwa mereka adalah para perawis ilmu kenabian. Seluruh tafsir dan kandungan Al Qur’an ada pada mereka! Semua sunnah Rasulullah saw. telah mereka warisi dengan sempurna!

Tidak ada satu meteri agama pun yang dibutuhkan umat di masa beliau yang belum beliau Rasulullah saw. Sementara hal-hal lain beliau telaah sampaikan kepada para imam suci Ahlulbait as. aagaar mereka tablighkan di masa kepemimpinan mereka masing-masing sesuai dengan kebijakan Allah SWT.

Dan yang sangat menherankan adalah bahwa kalangan Ahlusunnah meyakini kenyakinan serupa tentang Rasulullah saw., di mana Rasulullah saw. dengan sengajaa merahasiakan sebagian materi wahyu yang dibutuhkan umat manusia dari mereka dan hanya mentablighkannya kepada Abu Bakar seorang! Tidak kepada seorang pun selain Abu Bakar!

Coba perhatikan pada kasus hukum waris para nabi as., ternyata dalam keyakinan Ahlusunnah, Nabi saw. hanya menyampaikan hukum itu kepada Abu Bakar seorang! Bahkan kepada keluarganya yang jusretu sangat berkepentingan untuk mengetahui hukum itu sekali pun tidak beliau beritahukan!

Dalam kasus dimana Rasulullah saw. harus dikebumikan, tidak seorang pun diberitahu Rasulullah saw. di mana beliau seharusnya dikebumikan, sehinggga para sahabat berselisih. Hanya kepada Abu Bakar seorang Nabi saw. memberitahukan!

Serta masih banyak contoh lainnya dalam hal ini! Walaupun Anda berhak bertanya-tanya akan kebenaran riwayat-riwayat tentang masalah tersebut.

(Bersambung)

[1] Tafsir al Wasîth,2/208.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda