artikel, skripsi dan tesis islam

artikel, skripsi dan tesis islam pilihan untuk pencerahan pemikiran keislaman

Rabu, 21 Januari 2009

Wahhabi Menggugat Syi’ah (12)

Wahhabi Menggugat Syi’ah (12)
Ditulis pada Nopember 5, 2008 oleh Ibnu Jakfari

Turunnya Ayat at Tablîgh Adalah Bukti Kuat Hadis Ghadir Bermakna Imamah (6)



Riwayat-riwayat Tandingan!

Syubhat kedua adalah adanya riwayat yang mengatakan bahwa ayat al Balâgh bukan di Ghadir Khum!

Di bawah ini akan saya ajak pembaca untuk memerhatikan riwayat-riwayat tersebut.

Riwayat Pertama:

أخرج الطبراني وأبو الشيخ وأبو نعيم في الدلائل وابن مردويه وابن عساكر، عن ابن عبّـاس، قال: «كان النبيّ صلّى الله عليه [وآله] وسلّم يُحرس، وكان يرسل معه عمّه أبو طالب كلّ يوم رجالاً من بني هاشم يحرسونه.

فقال: يا عمّ! إنّ الله قد عصمني، لا حاجة لي إلى من تبعث.

Ath Thabarâni, Abu Syeikh, Abu Nu’aim dalam ad Dalâil, Ibnu Murdawaih dan Ibnu ‘Asâkir dari Ibnu Abbas ra., “Nabi saw. dijaga. Dan Abu Thalib; paman beliau mengirim beberapa orang dari bani Hasyim untuk menjaga beliau.

Lalu beliau berkata, “Wahai paman, Allah telah menjagaku. Aku tidak butuh lagi penjagaan orang-orang yang engkau utus.”

Hadis di atas jelas palsu, sebab ia menerangkan bahwa ayat itu turun di Mekkah sebelum Hujrah, sementara telah disepakati bahwa ia turun setelah Hijrah, di samping bukti-bukti lain yang akan saya sebutkan nanti.



Riwayat Kedua:

و أخرج ابن مردويه والضياء في المختارة، عن ابن عبّاس، قال: «سئل رسول الله صلّى الله عليه [وآله] وسلّم: أيّ آية أُنزلت من السماء أشدّ عليك؟ فقال: كنت بمنى أيّام موسم، واجتمع مشركو العرب وأفناء الناس في الموسم، فنزل علَيَّ جبرئيل فقال: (يا أيّها الرسول بلّغ ما أُنزل إليك من ربّك وإنْ لم تفعل فما بلّغت رسالته والله يعصمك من الناس).

قال: فقمت عند العقبة فناديت: يا أيّها الناس! من ينصرني على أنْ أُبلّغ رسالة ربّي ولكم الجنّة؟

أيّها الناس! قولوا: لا إله إلاّ الله وأنا رسول الله إليكم، تنجحوا ولكم الجنّة.
قال: فما بقي رجل ولا امرأة ولا صبي إلاّ يرمون علَيّ بالتراب والحجارة، ويبصقون في وجهي، ويقولون: كذّاب صابئ! فعرض علَيّ عارض فقال: يا محمّـد! إنْ كنت رسول الله فقد آن لك أنْ تدعو عليهم كما دعا نوح على قومه بالهلاك.

فقـال النبيّ صـلّى الله عليـه [وآلـه] وسلّم: اللّهمّ اهـدِ قـومي فإنّهم لا يعلمون، وانصرني عليهم أن يجيبوني إلى طاعتك.

فجاء العبّـاس عمّه فأنقذه منهم وطردهم عنه.

قال الاَعمش: فبذلك تفتخر بنو العبّـاس، ويقولون: فيهم نزلت (إنّك لا تهدي من أحببت ولكنّ الله يهدي من يشاء) هوى النبيّ صلّى الله عليه [وآله] وسلّم أبا طالب، وشاء الله عبّـاس بن عبـد المطّلب.

“Ibnu Murdawaih dan adh Dhiyâ’ dalam Mukhtârah-nya dari Ibnu Abbas ra., ia berkata, “Rasulullah saw. ditanya, ayat apa yang turun paling berat atas Anda?

Beliau menjawab, “Ketika aku berada di Mina pada musim haji, dan kaum Arab Musyrik dan kelompok-kelopok lain berkumpul di sana, maka turunlah kepadaku ayat, “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.”

Lalu aku bangkit di bukit Aqabah dan aku serukan, “Hai sekalian manusia! Siapa yang menolongku sehingga aku menyampaikan Risalah Tuhanku, dan untuk kalian surga?

Hai sekalian manusia! Katakan “Tiada Tuhan selain Allah dan aku adalah rasul Allah kepada kalian” kalian pasti akan selamat dan untuk kalian adalah surga.”

Ia (Ibnu Abbas) berkata, “Maka tiada seorang pun, pria, wanita maupun kanak-kanak melainakn mereka melempariku dengan tanah dan batu, serta meludahi wajahku. Mereka mengecamku dengan mengatakan, ‘Hai pembohong! Hai murtad!

Maka ada yang datang menghampiriku dan berkata, “Wahai Muhammad! Jika engkau benar seorang rasul Allah, maka telah tiba saatnya engkau mendo’akan celaka atas kaummu, seperti Nuh mendo’akan celaka atas kamunya.’

Lalu Nabi saw. berdoa, “Ya Allah berilah kaumku hidayah, karena mereka tidak mengetahui. Dan tolonglah aku atas mereka agar mereka memenuhi ajakanku untuk ta’at kepada Mu.”

Maka datanglah Abbas; paman beliau dan menyelamatkan beliau dan mengusir mereka.”

A’masy berkata, “Karena itu, bani Abbas (keturunn Abbas) berbangga. Mereka mengatakan, “Untuk mereka turun ayat ini: “Sesungguhnya engkau tidak dapat memberi hidayat orang yang engkau sukai, akan tetapi Allah memberi hidayah siapa yang Ia kehendaki.” Kecenderungan Nabi adalah kepada Abu Thalib, akan tetapi Allah menghendaki Abbas ibn Abdul Muththalib.”

Akan tetapi tanda-tanda kepalsuan sangat tampak pada wajah dongeng di atas.



Para Sahabat Selalu Menjaga Nabi saw.

Tidak jarang kita mendengar keterangan bahwa para sahabat selalu menjaga Nabi saw., kemudian setelah turunnya ayat al Balâgh, Nabi saw. memerintah mereka untuk tidak lagi menjaga beliau. Seperti riwayat-riwayat di bawah ini:



Riwayat Pertama:

أخـرج ابن جرير وأبو الشيخ، عن سعيد بن جبير، قال: «لمّا نزلت (يا أيّها الرسول) إلى قوله: (والله يعصمك من الناس) قال رسول الله صلّى الله عليه [وآله] وسلّم: لا تحرسوني! إنّ ربّي قد عصمني.

Ibnu Jarir, Abu Syeikh dari Said ibn Jubair, ia berkata, “Ketika ayat:يا أيّها الرسول hingga والله يعصمك من الناس, Rasulullah saw. bersabda, “Kalian jangan menjagaku lagi! Sesungguhnya Tuhanku telah memeliharaku.”



Riwayat Kedua:

أخرج ابن جرير وابن مردويه، عن عبـدالله بن شقيق، قال: «إنّ رسول الله صلّى الله عليه [وآله] وسلّم كان يتعقّبه ناس من أصحابه، فلمّا نزلت (والله يعصمك من الناس) فخرج فقال: أيّها الناس! الحقوا بملاحقكم، فإنّ الله قد عصمني من الناس».

Ibnu Jarir dan Ibnu Murdawah dari Abdullah ibn Syaqiq, ia berkata, “Sesugguhnya para sahabat selalu bergantian menjaga Rasulullah saw., lalu ketika turun ayat: والله يعصمك من الناسbeliau keluar dan bersabda, “Wahai sekalian manusia, pergilah kalian ke tempat-tempat tinggal kalian, karena sesugguhnya Tuhanku telah memeliharaku dari manusia.”



Riwayat Ketiga:

وأخرج عبـد بن حميد وابن جرير وأبو الشيخ، عن محمّـد بن كعب القرظي، أنّ رسول الله صلّى الله عليه [وآله] وسلّم ما زال يُحرس، يحارسه أصحابه، حتّى أنزل الله (والله يعصمك من الناس) فترك الحرس حين أخبره أنّه سيعصمه من الناس.

Abdu ibn Humaid, IbnuJarir dan Abu Syeikh meriwayatkan dari Muhammad ibn Ka’ab al Quradhi, bahwa Sesungguhnya Rasulullah saw. senantiasa dijaga; para sahabat menjaga beliau, sehingga Allah menurunkan: والله يعصمك من الناس, maka setelah diberitahu bahwa Allah memelihara beliau dari manusia, beliau tidak lagi dijaga.”



Riwayat Keempat:

وأخرج أبو نعيم في الدلائل، عن أبي ذرّ، قال: «كان رسول الله صلّى الله عليه [وآله] وسلّم لا ينام إلاّ ونحن حوله من مخافة الغوائل، حتّى نزلت آية العصمة: (والله يعصمك من الناس)».

Abu Nu’aim meriwayatkan dalam ad Dalâil dari Abu Dzarr, ia berkata, “Rasulullah saw. tidak tidur melainkan kami berada di sekirat beliau, karena takut ada serangan, sehingga turun ayat: والله يعصمك من الناس.



Riwayat Kelima:

وأخرج الطبراني وابن مردويه، عن عصمة بن مالك الخطمي، قال: «كنّا نحرس رسول الله صلّى الله عليه [وآله] وسلّم بالليل حتّى نزلت (والله يعصمك من الناس) فترك الحرس».
”Ath Thabarâni dan Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari ‘Ishmah ibn Mâlik al Khathmi, ia berkata, “Dahulu kami menjaga Rasulullah saw. di malam hari sehingga turun ayat: والله يعصمك من الناس, maka ditinggalkan penjagaan itu.”

Riwayat-riwayat di atas dan yang semisalnya yang tidak saya sebutkan di sini yang mengatakan bahwa sebelum turunnya ayat tersebut Nabi saw. selalu dijaga para sahabat adalah tidak dapat dibenarkan. Ia hanya mengada-ngada untuk menandingin hadis turunnya ayat tersebut berkaitan dengan pengangkatan Imam Ali as. di Ghadir Khum. Kepalsuan riwayat-riwayat di atas akan semakin jelas dengan memerhatikan beberapa catatan di bawah ini:

(1) Keterangan yang telah lewah disampaikan bahwa ayat al Balâgh turun setelah hijrah Nabi saw.

(2) Bukti-bukti sejarah yang akurat bahwa Nabi saw. meminta bantuan dari para pemimpin kabilah-kabilah Arab di musim Haji agar membela beliau. Sebagaimana di antara butir-butir bai’at yang diminta Rasulullah saw. dari kaum Anshar adalah untuk membela dan menjaga beliau dan keluarga beliau seperti mereka membela dan menjaga diri dan keluarga mereka sendiri!

(3) Bukti-bukti sejarah yang akurat bahwa Nabi saw. sampai waktu jauh setelah yang mereka sebutkan dalam riwayat-riwayat di atas masih dijaga oleh para sahabat beliau.



o Nabi saw. Meminta Pembelaan Dari Kepala-kepala Suku

Selain itu, banyak sekali data sejarah yang mengatakan bahwa Rasulullah saw. menawarkan Da’wah Islam kepada kepala-kepala suku/kabilah dan meminta dari mereka untuk membela beliau dalam menyampaikan da’wah dan Risalah Allah dari gangguan kaum penentang, seperti:

A) Tawaran yang beliau ajukan kepada kepala suku Bani ‘âmir ibn Sha’sha’ah, sebagaimana diriwayatkan Ibnu Hisyam dalam Sirahnya,2/289, ath Thabari dalam Târîkhnya,2/84, Ibnu Katsir dalam Sirahnya,2/158, Bahjah al Mahâfil; al ‘Âmiri,1/128, Sirah al halabiyah,2/3 Sirah Zaini Dahlan,1/302 dan Hayat Muhammad; Haikal:152 serta kitab-kitab sejarah lain.

B) Tawaran yang beliau ajukan kepada suku Kindah, sebagaimana diriwayatkan Ibnu katsir dalam Sirahnya,2/159.

C) Tawaran beliau kepada ‘Âmir ibn ath Thhufail sebagaimana diriwayatkan Ibnu katsir dalam Sirahnya,4/114.



o Nabi saw. Membai’at Kaum Untuk Membela dan Menjaga Nabi saw.

Butir-butir bai’at yang diajukan Nabi saw. kepada kaum Anshar di penghujung masa kehidupan beliau di kota Mekkah, sebelum kemudian beliau berhijrah ke kota Yatsrib[1] adalah:

(1) Membela dan menjaga Nabi saw. seperti mereka membela dan menjaga diri-diri mere sendiri.

(2) Membela dan memelihara keluarga, Ahlulbait dan dzurriyah Nabi saw. seperti mereka membela dan menjaga keluarga dan keturunan mereka sendiri.

(3) Tidak merebut kepemimpinan dari pemiliknya.

Banyak sekali data yang menegaskan hal tersebut. Untuk mempersingkat saya hanya akan menyebutkan beberapa saja darinya.

Al Haitsmai dalam Majma’ az Zawâid-nya,6/49 meriwayatkan dari sahabat Ubâdah ibn Shâmit, bahwa Sa‘ad ibn Zurârah berkata, “Hai sekalian manusia, tahukan kalian, atas dasar apa kalian membaiat Muhammad saw.? Kalian membai’atnya untuk memerangi kaum Arab dan Ajam, manusia dan jin! Mereka berkata, “Kami siap berperang dengan siapa yang beliau perangi dan berdamai dengan siapa yang beliau berdamai denganya. Mereka berkata, “Wahai Rasulullah, tetapkan syarat itu!

Maka beliau bersabda, “Kalian bersaksi bahwa “Tiada Tuhan selain Allah, dan aku adalah utusan Allah, menegakkan shalat, membayar zakat. Tunduk dan ta’at, dan tidak merampas kepemimpinan dari pemiliknya. Dan kalian harus menjagaku/membelaku seperti kalian menjaga diri dan keluarga kalian sendiri.”

Husain ibn Ali berkata, “Kaum Anshar datang untuk membai’at Rasulullah saw. di ‘Aqabah, maka beliau bersabda memerintah Ali, “Hai Ali bangun dan ambillah bai’at dari mereka.” Ali berkata, “Atas dasar apa wahai Rasulallah?”

Nabi saw. bersabda, “Atas dasar ta’at kepada Alllah dan tidak menentan-Nya. Dan atas dasar membela Rasul-Nya saw. dan Ahlulbait dan dzurriyah-nya seperti mereka membala diri dan keluarga/keturunan mereka sendiri.”

Ibnu Hisyam dalam Sirah-nya,2/23, ath Thabari dalam Târîkh-nya,2/82 dan Ibnu katsir dalam Sirah-nya,2/155 dari Rabî’ah ibn Abbâd, ia berkata, “Ketika aku belia bersama ayahku di Mina sementara Rasulullah saw. berdiri di depan perkemahan kabilah-kabilah Arab (yang datang untuk menunaikan haji ala Jahiliyyah_pen), beliau berkata, ‘Hai bani fulan, aku ini benar-benar seorang Rasul utusan Allah kepada kalian semua, Dia memerintahkan kalian untuk menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan agar kalian meninggalkan sesembahan yang kalian sembah selain-Nya, dan agar beriman dan percaya kepadaku, dan agar kalian membelaku sehingga aku dapat menerangkan tugas yang aku dutus untuknya.”

Al Ya’qûbi meriwayatkan dalam Târîkh-nya melaporkan bahwa Rasulullah saw. menawarkan dirinya kepada kabilah-kabilah Arab pada setiap musim haji, beliau mengajak bicara pimpinan mereka masing-masing. Beliau tidak meminta dari mereka melainkan agar mereka menampung dan membela beliau. Beliau bersabda, “Aku tidak memaksa seorang pun dari kalian, aku hanya ingin kalian membelaku dari pembunuhan yang mereka kehendaki terhadapku, sehingga aku dapat mentablghkan risalah Tuhanku.” Dan mereka berkata, “Kaumnya seseorang lebih mengenalnya!”.

Dan selain data-data sejarah yang saya sebutkan di atas banyak ditemukan dalam buku-buku sejarah, khususnya ketika menerangkan tentang aktifitas da’wah Nabi di masa-masa akhir periode Mekkah.

Dari data-dataa di atas dan selainnya, dapat dimengerti bahwa Rasulullah saw. telah meminta perlindungan dan pembelaan kepada ruasâ’ qabâil, kepala-kepala suku Arab agar dapat menyampaikan Risalah Allah SWT., sesuai dengan sunnah para rasul sebelum beliau sehingga beliau mendapat pembelaan dan kemudian Allah menganugrahkan kemenangan sehingga Risalah dan kekuasaan beliau meliputi semenanjung Jazirah Arab, dan kekuatan kemusyikan dan kekafiran dapat ditumbangkan, dan para aimmatul kufri,gembong-gembong kekafiran dari kalangan Ahlil Kitab dan kaum Musyrik bertekuk lutut di hadapan kekuasaan beliau saw.

Karena itu, di sini ada sebuah poin yang perlu direnungkan, yaitu setelah puncak kemenangan yang dicapai Rasulullah saw. selama perjalanan da’wahnya, dan kini semua kekuatan telah tunduk di hadapan kekuasaannya, dan beliau sampai di penghujung masa kehidupan bersama umatnya, Allah memerintahkannya untuk segera dan tanpa menunda-nundda lagi menyampaikan sebuah Risalah khusus, dan untuknya Allah SWT menjamin penjagaan beliau dari manusia.

Allah berfirmna:

يا أيّها الرسول بلّغ ما أُنزل إليك من ربّك وإنْ لم تفعل فما بلّغت رسالته والله يعصمك من الناس إنّ الله لا يهدي القوم الكافرين.

“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (QS. Al Maidah [5]; 67)

Siapa kira-kira manusia yang dimaksud? Mungkinkah kaum Yahudi dan kaum Musyri yang telah bertekuk lutut di hadapan kekauasaan beliau? Atau manusia yang dimaksud di sini adalah kamu Munafik yang menyelinap dan membawur di tengah-tengah kaum Muslimin?

Lalu apa kira-kira bentuk penjagaan yaang diberikan Allah SWT?

Kejelasan dan lurusnya penafsiran ayat tersebut di atas sangat bergantung kepada sikap kita terhadap riwayat-riwayat shahihah yang menjelaskan sebab turunya. Dan karena dengan mengindahkan dan menerima dengan lapang dada serta ketundukan kepada riwayat-riwayat tersebut pastilah ayat tersebut mengarahkan kita untuk menerima bahwa ayat tersebut turun terkait dengan pengangkatan Imam Ali as. Dan itu artinya kita harus siap meruntuhkan doqma yang selama ini diikuti dengan tanpa dasar yang shahih!



Para Sahabat Senantiasa Menjaga Rasulullah saw.

Riwayat-riwayat di atas yang mengatakan bahwa Rasulullah saw. senantiasa dijaga para sahabatnya sehingga ayat tersebut turun, setelahnya beliau meminta mereka tidak lagi menjaganya… riwayat-riwayat itu seperti telah saya katakan adalah tidak dapat dibenarkan sama sekali…. karena selain alasan dan bukti yang telah lewat di saya sebtukan sebelumnya, juga karena alasan dan bukti bahwa ternyata sejarah mencatatn bahwa hingga sampai waktu yang sangat jauh setelah turunnya ayat tersebut (sesuai pendapat mereka), Rasulullah saw. tetap masih dijaga oleh para sahabat!

Di bawah ini saya akan sebutkan beberapa catatan sejarah tersebut:

Al Hâkim meriwayatkan dalam Mustadrak-nya,2/326 dari ‘Ubâdah ibn ash Shâmit ra., aku (perawi) bertanya kepadanya tentang ayat surah al Anfâl, maka ia berkata, “Untuk kamilah ayat itu turun pada perang Badar. Manusia terdiri dari tiga kelompok, satu kelompok berperang melawan musuh, satu kelmpok bertugas mengumpulkan barang-barang dan menawan musuh, dan satu kelompok lagi di sekitar kemah menjaga Rasulullah saw.. Dan ketika pengumpulan barang-barang papmapasan perang, mereka berselisih …. , maka Rasulullah saw. membaginya sama rata..”

Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnad-nya,2/222 bahwa Rasulullah saw. para peperangan Tabûk, bangun malam untuk shalat sementara para sahabat menjaga di belakang beliau, sehingga setelah selesai shalat, mereka menyingkir…. “

Hadis tersebut juga diimuat dalam Kanz al ‘Ummâl,12/430 dari Musnad Abdullah ibn ‘Amr ibn al ‘Âsh. Dan Al Haitsami meriwayatkannya dalam Majma’ az Zawâid,10/367 dan ia berkata, “Hadis ini diriwayatkan Ahmad dan paraa perawinya tsiqat/terpeccaya.”

Sementara seperti kita ketahui bersama bahwa peperangan Tabûk itu terjadi pada tahun akhir kehidupan Rasulullah saw.

Dalam kitab ‘Uyûn al Atsar disebutkan, “Pada peperangan Badar, ketika Rasulullah saw. tidur di Arisy (kemah khusus untuk beliau), beliau dijaga oleh Sa’ad ibn Mu’âdz. Pada peperangan Uhud dijaga oleh Muhammad ibn Maslamah, pada peparangan Khandaq dijaga oleh Zubair ibn Awwâm. Pada malam peperangan bani Quraighah beliau dijaga oleh Abu Ayyûb al Anshâri di Khaibar atau di sebagian perjalanan beliau. dan ia menyebutkan bahwa beliau bersabda, “Ya Allah jagalah Abu Ayyûb sebagaimana ia menjagaku.” Dan di lembah Qira beliau dijaga oleh Bilal, Sa’ad ibn Abi Waqqâsh dan Dzakwân …. “

Dari sini dapat dimengerti bahwa dibatalkannya penjagaan Rasulullah saw. setelah turunnya ayat: “Allah memelihara kamu dari manusia” adalaah tidak berdasar!

Dan untuk sementara saya cukupkan diskusi kita dalam masalah ini, untuk menyoroti tuduhan palsu yang dilontarkan tanpa malu dan tanpa rasa tanggung jawab.

(Bersambung)

[1] Nama kota suci Madinah sebelum kedatangan Nabi saw. ke sana.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda