artikel, skripsi dan tesis islam

artikel, skripsi dan tesis islam pilihan untuk pencerahan pemikiran keislaman

Rabu, 21 Januari 2009

Menjawab Sidogiri (8)

Menjawab Sidogiri (8)
Ditulis pada April 16, 2008 oleh Ibnu Jakfari

· Muhammad ibn Ibrahim an Nu’mani (ulama Syi’ah abad ke 5)

An Nu’mâni adalah seorang ulama agung dan terpercaya di mata ulama ahli jarh wa ta’dîl.

Beliau menulis sebuah buku berjudul al Ghiabah. Dalam kitab tersebut terdapat riwayat yang dapat dianggap sebagai bukti terjadinya tahrîf Al Qur’an. Dalam riwayat tersebut dikatakan bahwa Al Qur’an yang kelak dibawa Imam Mahdi as. berbeda dengan Al Qur’an yang sekarang beredar ini.[1]

Akan tetapi para ulama Ahli Hadis Syi’ah telah menyatakan bahwa sanad hadis tersebut tidak kuat, seperti dikatakan Sayyid Ali al Husaini al Milâni.[2] Selain itu Syiekh an Nu’mâni sendiri telah meriwayatkan dua hadis yang bertentangan dengan kandungan hadis tersebut. Dua riwayat tersebut mengatakan bahwa kelak di masa kejayaan Imam Mahdi as. para ulama Syi’ah akan menyebar luaskan Al Qur’an sesuai dengan kandungan yang dimaksudkan Allah SWT ketika menurunkannya.[3] Tidak ada sebutan adanya pengurangan nama-nama para tokoh kaum kafir dan munafikin seperti disebutkan dalam riwayat pertama.

Jadi isu palsu yan ramai dituduhkan kepada Syi’ah bahwa mereka meyakini Al Qur’an yang diajarkan Imam Mahdi as. kelak berbeda adalah tidak berdasar. Ia hanya disebutkan dalam sebuah riwayat yang lemah dan ditentang oleh banyak riwayat lain yang tegas-tegas mengatakan bahwa perbedaan Al Qur’an yang kelak diajarkan Imam Mahdi as. dengan Al Qur’an yang beredar sekarang hanya dalam sisi susunannya saja…. tidak ada berbedaan dalam isi dan surah-surah maupun ayat-ayatnya.

Keyakinan tersebut makin dipertegas oleh riwayat lain oleh Syeikh al Mufîd dalam al Irsyâd dan dalam kitab Rawdhah al Wâidzîn.

Imam Muhammad al Bâqir as. bersabda:

إذا قام القائمُ مِن آلِ محمدٍ ضَرَبَ فَساطِيْطَ لِمنْ يُعَلِّمُ الناسَ القرآنَ علىَ ما أنْزَلَهُ اللهُ عز و جل، فَأَصْعَب ما يكُونُ على مَنْ حَفِظَهُ اليومَ، لأَنَّهُ يُخالِفُ فيهِ التَّألِيْف.

“Apabila al Qâim dari keluarga/Âlu Muhammad (Imam Mahdi) bangkit ia akan mendirikan tenda-tenda untuk orang-orang yang mengajarkaan Al Qur’an sesuai apa yang diturunkan Allah. Dan yang paling kerepotan adalah orang yang menghafalnya sekarang, sebab ia berbeda susunannya.”[4]

Coba Anda renungkan baik-baik penghujung sabda beliau as. di atas sebab ia penting!!

Selain itu semua, para ulama Syi’ah telah menetapkan sebuah kaidah baku yang tidak dapat ditawar-tawar bahwa hadis/riwayat apapun yang bertentangan dengan Al Qur’an dan tidak dapat dita’wilkan dengan bentuk ta’wil apapun maka ia harus dibuang. Al Qur’an-lah yang dikedepankan.

Lagi pula bahwa Al Qur’an yang kelak dibawa Imam Mahdi as. itu tidak akan keluar dari dua asumisi:

A) Al Qur’an yang dibawa Imam Mahdi as. berbeda dengan Al Qur’an yang pernah disusun Imam Ali as.

B) Al Qur’an yang dibawa Imam Mahdi as. adalah Al Qur’an yang pernah disusun Imam Ali as. yang beliau warisi dari Imam Ali as. melalui para imam sebelumnya; ayah-ayah suci beliau.

Asumsi pertama jelas tertolak oleh banyak hadis dan bukti yang dishahihkan ulama Syi’ah. Sedangkan dalam asumsi kedua, permasalahannya menjadi mudah, sebab –seperti telah dijelaskan sebelumnya, dan juga seperti diakui para ulama, baik Syi’ah maupun Sunni- Al Qur’an yang disusun Imam Ali as. hanya berbeda dengan Al Qur’an yang beredar sekarang dalam dua hal, pertama, dalam penyusunannya. Dalam Mush-haf Imam Ali as. ayat-ayat Al Qur’an disusun sesuai dengan urutan nuzûl/turunnya. Kedua, dalam Al Qur’an susuan Imam Ali as. disertakan tafsir dan keterangan yang beliau terima langsung dari Nabi saw.

Kesimpulan:

Dari keterangan singkat di atas dapat disimpulkan satu kesimpulan tegas bahwa tidak ada alasan yang menghalalkan seseorang untuk menuduh bahwa Syeikh an Nu’mâni meyakini terjadinya tahrîf Al Qur’an!…. Tidak ada penegasan apapun dari beliau…. tidak pula ada petunjuk bahwa beliau meyakini kashahihan seluruh riwayat yang beliau muat dalam kitab al Ghaibah-nya.

Jadi adalah kesalahan besar bagi Tim Sidogiri ketika menyebut nama an Nu’mâni dan menuduhnya sebagai yang menyatakan secara tegas terjadinya tahrîf Al Qur’an…. kesaksian Tim atas Syeikh an Nu’mâni adalah kesaksian palsu yang harus mereka pertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT kelak di hari hisâb…. ketika setiap orang akan diberdirikan sendirian tanpa pembela yang membelanya.

سَتُكْتَبُ شَهادَتُهُمْ وَ يُسْئَلُونَ .

kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai pertanggung jawab. (QS. Az Zukhruf [43];19 (

Semoga Allah SWT merahmati Syeikh an Nu’mâni dan mengumpulkannya bersama manusia-manusia suci yang ia cintai).

[1] Al Ghaibah:318.

[2] At Tahqîq Fî Nafyi at Tahrîf:69.

[3] Ibid.317.

[4] Rawdhah al Wâidzîn,265 dan al Irsyâd:365.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda